Mendidik ANAK menjadi SHOLEH

rachmiamalia

Berdoalah dengan kalimat kalimat indah yang dipanjatkan oleh para Nabi nabi yang mulia ini, yang diabadikan dalam Al-Quran, 

Bismilahhirrohmaanirrahiim

Allahumma sholliwasallim ‘ala Muhammad wa ‘ala ‘ali Muhammad…

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

[Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100). Doa Nabi Ibrahim AS

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

 [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38). Doa Nabi Zakariya AS

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

[Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku…

View original post 962 more words

Susah Menulis, Menulis Susah…

Image

writing-writing-31277215-579-612

Hadeeuuh…pengen nulis tapi bingung mau nulis apa, mulai dari mana, mesti bagaimana..masa blog sepi dan blang bentong beginiii…Mau nulis mikirin bahasa yg apik, kalimat yang enak…udah ragu duluan..udah malu duluan….Lalu saya teringat salah satu Mbah bernama Google, Mbah modern, dengan key word ‘kenapa menulis susah’, Alhamdulillah dapat pencerahan lumayan…Intinya kalau mau nulis, ya nulis aja, biarkan mengalir ke mana angin berhembus…daaann…baiklah…baiklah saya pasti bisa, walau kalimat saya ga beraturan…baiklah…baiklah…inilah hasilnya 🙂 Rasanya seperti…seperti…hihihi…membuang gas yang tertahan berjam-jam…hahahaha…ups..maaf…beginilah efeknya keinginan menulis tapi tertahan berbulan-bulan…dan waktu berlalu begitu saja tanpa meninggalkan histori…sayang rasanya…

Di artikel tentang ‘kenapa menulis itu susah’, dikatakan, ‘menulislah, seperti menulis tentang bagaimana cara membuat singkong rebus, tidak mungkin kan memasak singkong tanpa mengambilnya dahulu dari kebun, tanpa mengupas kulitnya, tanpa memotong-motongnya..Nah seperti itulah menulis’, ‘jangan pikir bagaimana mengeditnya, tulis saja dulu apa yang terbetik di pikiran’…

Benar, apa yang dikatakan dalam tulisan itu karena saya telah mempraktekkannya dalam tulisan ini. Terimakasih pada sang penulis, Alizar Tanjung,  yang sudah sharing motivasinya..dan para pembaca yang sedang kesulitan menulis, anda juga pasti bisa! 🙂

Salam

 

 

 

Kembali Menulis..

Ooh.. lega rasanya kembali menulis…

Kau tahu, di usiaku saat ini telah banyak media untuk mengungkapkan pikiran-pikiranmu. Tidak hanya buku, koran, majalah, tetapi internet. Kamu bisa berenang di dalamnya. Menulis dan menghiasi tulisanmu dengan foto-foto atau gambar latar belakang yang kamu suka.

Mengapa tidak lewat internet saja ? Bisa saja tapi entah aku lebih memilih pulpen dan kertas. Aku ingin merasakan denyut nadi di tanganku ketika aku menekan pulpen. Aku ingin merasakan letupan-letupan dari otakku mengalir melalui saraf-saraf motorik di tanganku.

Mengetik juga seperti itu bukan? Ya, tapi beda tekanannya, ketika kau menekan keyboard ‘a’ lalu ‘d’ lalu ‘a’ lagi tekanannya mungkin sama, itu akan berbeda ketika kau menggoreskan huruf-huruf yang sama.

Kan lebih capek? Memang, tapi kok enak ya, ketika kau ingin menghapus atau mencoret kata, terlihat sejarahnya, sedangkan itu tidak terlihat pada komputer. Menulis dengan tangan lebih mengundang energi dibanding mengetik. Menulis dengan tangan seperti menulis kaligrafi, langsung terlihat liukan garis dari tangan pembuatnya. Walau aku akui rasanya belum pernah ada penerbit yang mencetak tulisan atau buku langsung dari tangan penulisnya sendiri di zaman ini. Jadi ini pilihanku dan boleh berbeda dengan orang lain. Bagiku ini terasa orisinil, tidak mudah di-kopipaste orang sebab tulisan tangan setiap orang itu unik sama dengan sifat orang itu sendiri.

Ya, tulisan tanganku di atas aku ketik kembali di sini, file-nya tersimpan di buku catatanku 🙂

Awal Mula

Telah lama aku tidak pergi ke toko buku, telah lama pula aku tidak menulis di buku. Bukan menulis pekerjaan atau daftar yang mau dibeli, tetapi menulis pikiran-pikiranku.

Banyak yang ingin aku tulis tapi aku tidak tahu harus merangkainya dari mana. Ini semua karena seorang penulis yang aku temui yang telah melecut jiwa menulisku. Bukan penulis populer, tidak penting bagiku. Dengannya, aku seperti melihat diriku yang dulu, yang suka menulis diary, menatap apa yang telah lewat hingga aku berpikir kapankah aku menjadi penulis sungguhan. Penulis sungguhan adalah yang tulisannya dibaca banyak orang, dipublikasikan. Ukuran banyak, relatif memang.

 

Memaknai Arti Kehilangan

Apa saja yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan dari yang Maha Memiliki karena kita terikat dengan ruang dan waktu..

Kehilangan tidak dapat dijelaskan dengan logika matematis…Kehilangan adalah apa yang kita rasa…

Seberapa besar kehilangan yang kita rasa adalah seberapa besar kita mencintai apa yang kita miliki..